Bincang Ramadan Suara Bangkalan Vol. 7: Pelestarian Tradisi Ramadan dalam Budaya Lokal
Bangkalan, 26 Maret 2025 - Suara Bangkalan FM kembali menghadirkan program talkshow spesial Ramadan bertajuk Bincang Ramadan Suara Bangkalan Vol. 7 dengan tema "Melestarikan Tradisi Ramadan dengan Kebudayaan Lokal". Acara ini menghadirkan dua narasumber dari Dharma Wanita Persatuan (DWP) Disbudpar Bangkalan, yaitu Ny. Lailatun Nikmah, SAP., MMP., Ketua Bidang Pendidikan DWP Disbudpar Bangkalan, dan Ny. Heny Mulyati, Sekretaris DWP Disbudpar Bangkalan. Talkshow ini dipandu oleh Layinuvar, penyiar SB FM.
Dharma Wanita dan Peranannya dalam Pelestarian Tradisi Ramadan
Dalam sesi diskusi, narasumber menekankan pentingnya peran Dharma Wanita Persatuan dalam menjaga dan memperkenalkan tradisi Ramadan yang berakar pada budaya lokal Bangkalan. Mereka menyebutkan bahwa DWP berperan dalam mendukung berbagai kegiatan sosial, edukasi budaya, dan membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya melestarikan nilai-nilai tradisional.
"Banyak tradisi Ramadan yang masih lestari di Bangkalan, seperti Megengan dan Maleman, tetapi ada juga yang mulai memudar karena pengaruh zaman. Dharma Wanita Persatuan memiliki peran dalam menanamkan kembali nilai-nilai budaya ini, khususnya kepada generasi muda," ujar Ny. Lailatun Nikmah.
Tradisi Ramadan di Bangkalan: Dari Megengan hingga Hidangan Khas
Talkshow ini juga membahas lebih dalam tentang berbagai tradisi khas Ramadan di Bangkalan. Megengan dan Maleman menjadi dua tradisi yang cukup dikenal masyarakat. Megengan merupakan tradisi menyambut Ramadan dengan kenduri dan doa bersama, sedangkan Maleman adalah serangkaian kegiatan keagamaan dan budaya yang dilakukan menjelang malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadan.
Selain itu, makanan khas Ramadan juga menjadi bagian penting dari budaya lokal. "Saat berbuka puasa, masyarakat Bangkalan sering menyajikan hidangan seperti tajin sobih dan Setop Kolang-kaling, yang memiliki filosofi kebersamaan dan keberkahan," ungkap Ny. Heny Mulyati.
Menjaga Tradisi di Era Digital
Seiring perkembangan zaman, pelestarian budaya Ramadan di Bangkalan juga menghadapi tantangan. Narasumber menyoroti bagaimana generasi muda cenderung lebih tertarik pada budaya populer global dibandingkan tradisi lokal. Oleh karena itu, diperlukan inovasi dalam pengemasan tradisi agar tetap menarik.
"Pemanfaatan media sosial menjadi kunci dalam memperkenalkan kembali budaya Ramadan kepada generasi muda. Misalnya, dengan membuat konten edukatif yang menarik tentang tradisi Megengan atau berbagi resep hidangan khas Ramadan di platform digital," tambah Ny. Lailatun Nikmah.
Harapan dan Langkah ke Depan
Sebagai penutup, Dharma Wanita Persatuan berharap agar masyarakat, terutama kaum perempuan dan ibu-ibu, lebih aktif dalam menjaga dan mewariskan tradisi Ramadan kepada anak-anak mereka.
"Kita semua memiliki peran dalam melestarikan budaya. Dengan memahami dan menjalankan tradisi yang ada, kita tidak hanya menjaga warisan leluhur tetapi juga memperkuat identitas budaya Bangkalan," pungkas Ny. Heny Mulyati.
Talkshow ini menjadi pengingat bagi masyarakat Bangkalan tentang pentingnya menjaga nilai-nilai tradisional dalam menjalani ibadah Ramadan. Suara Bangkalan FM berkomitmen untuk terus menghadirkan program edukatif yang mengangkat kearifan lokal dan memperkaya wawasan pendengarnya.