Mengenal Preservasi dan Konservasi Bahan Pustaka
Edukasi

Dalam era digital yang serba cepat ini, pentingnya preservasi dan konservasi bahan pustaka menjadi semakin krusial. Menurut Junaidi, Pustakawan Perpustakaan Universitas Trunojoyo Madura, upaya ini tidak hanya melibatkan perlindungan fisik dari bahan pustaka, tetapi juga upaya untuk mempertahankan nilai informasi yang dikandungnya.

"Preservasi adalah tindakan untuk memperpanjang usia bahan pustaka dengan cara melindungi dari kerusakan. Sedangkan konservasi lebih kepada upaya restorasi dan perawatan bahan pustaka yang sudah mengalami kerusakan," ujar Junaidi.

Ia menjelaskan bahwa berbagai faktor dapat menyebabkan kerusakan pada bahan pustaka, termasuk kondisi lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan pencahayaan. "Faktor biologis seperti jamur dan serangga juga dapat merusak bahan pustaka," tambahnya.

Untuk mengatasi masalah ini, perpustakaan Universitas Trunojoyo Madura telah mengimplementasikan berbagai strategi. Di antaranya adalah penggunaan bahan-bahan pengawet yang aman, pengendalian iklim dalam ruang penyimpanan, serta pelatihan bagi staf perpustakaan mengenai teknik-teknik konservasi yang tepat.

"Kami juga melakukan digitalisasi bahan pustaka sebagai langkah preventif. Dengan mendigitalkan bahan pustaka, kami dapat menyimpan salinan digital yang dapat diakses oleh pengguna tanpa merusak bahan asli," jelas Junaidi.

Selain itu, Junaidi menekankan pentingnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya preservasi dan konservasi bahan pustaka. "Kesadaran ini harus dimulai dari diri sendiri. Masyarakat harus memahami bahwa setiap bahan pustaka memiliki nilai sejarah dan informasi yang berharga, sehingga perlu dijaga dengan baik," tutupnya.

Melalui upaya dan kesadaran kolektif, diharapkan bahan pustaka yang ada dapat terus terjaga dan diwariskan kepada generasi mendatang. Perpustakaan Universitas Trunojoyo Madura terus berkomitmen untuk menjaga warisan literasi bangsa ini melalui berbagai program preservasi dan konservasi yang inovatif dan berkelanjutan.